23
May
08

Akhirnya, BBM naik juga..

“Woy Ki, gue pulang duluan yee..” Tiba-tiba muncul jendela di Yahoo! Messenger(TM) atawa YM dengan isi seperti itu.

Kulirik jam dinding… hey, baru jam 4 sore! Langsung saya balas di window yang sama, “Heee… apa-apaan loe, baru jam 4 ini! Pegimane caranye lu ngajak pulang?”

Window YM tadi sekarang memunculkan icon –> ..kecian de loe... seakan mo bilang “..kecian de looeee..”. “Yaaah, mo ngantri bensin donk bo. Bensin mobil gw kosong ne, mo gw penuhin.. ntar malem kan mo naek… gimana sih lu..”.

Ha? Bensin mo naek? Sekarang? Mulai tanggal 24 Mei? Bukannya mulai tanggal 1 Juni besok? Kenapa jadi ketinggalan berita begini? Kebanyakan dipecut di kantor nih kayaknya.. jadi gaber (gagap berita) begini.. ..lha mana gw tau..

Setelah tanya sana-sini, web_walking sono-situ, ya ternyata memang naiknya per tanggal 24 Mei ini. Tapi entah kenapa, ndak ada sama sekali kepanikan atau niat ingin memenuhi tangki Aerio ku dengan BBM (yang katanya) bersubsidi ini. Ndak ada? Beneran? Yang bener loe. Yee… ..kampretos..

Yang pasti, kaget karena gosip yang kencang beredar, kenaikan ini memang (pasti) jadi, tapi baru efektif per 1 Juni 2008. Lha kenapa naiknya jadi lebih cepat ya?

Sudahlah, saya capek berpolemik dan berdebat mengenai kenaikan BBM ini. Mengenai subsidi BBM yang (katanya) fiktif. Tentang harga BBM di Indonesia yang harusnya bisa semurah harga BBM di negara timur tengah. Belum lagi tentang mafia BBM. Pusing… saya sudah ndak begitu tertarik membahas itu semua. Kendati (terlihat) cukup akurat, gosip-gosip tadi tidak berbekal data dan fakta yang nyata serta dapat dipertanggungjawabkan. Sebagian besar hanya berdasarkan asumsi dan perkiraan saja. Sebagai gosip, tentu asyik. Tapi sebagai informasi, menurut saya kurang berguna. Malah cenderung menjadi sampah di otak.

Mengenai kawan yang tadi mengajak untuk mengantri BBM demi mengejar harga sebelum naik, saya hanya menjawab politis, “Sori men, gue bukan orang miskin. Insya Allah gue masih bisa beli bensin walau naik. Udahlah, biar supir taksi, angkot, tukang ojek dan orang-orang lemah yang ngantri.”

Saya sungguh bersyukur, bahwa dengan kenaikan harga BBM saat ini, insya Allah masih bisa terbeli. Saya sekaligus ingin mengkritisi sikap “sok miskin” kawan saya itu. Kesebalan saya beralasan. Pertama, dia bisa membeli mobil. Bukan mobil seperti kotak sabun yang asal bisa nge-gelinding. Mobilnya keluaran 2006, sedan kelas menengah. Matik pula. Kedua, dari sisi penghasilan, gaji kawan saya itu di atas gaji saya. Saya tidak mengerti kenapa saat BBM naik hanya sekian ribu per liter, kok paniknya seperti BBM mau naik jadi 100 rb per liter. Kalau naik segitu, ya saya juga bela-belain antri kali, hehe 😀

Dan semakin sangat heran, manakala di banyak SPBU, yang mengantri justru mobil-mobil pribadi, mewah pula. Angkot, taksi dan mereka yang seharusnya menjadi sasaran subsidi, justru tidak segitu-gitunya. Tindakan seperti ini yang justru akan menjadi pembenaran pihak yang mendukung kenaikan BBM: “Tuh lihat, yang menikmati BBM subsidi malah orang-orang kaya, subsidinya salah sasaran kan..” Kalau melihat berita di atas itu, saya hanya bisa diam saja.

Dan kawan saya tetap saja berangkat, berjuang untuk mengantri… Selamat berjuang, kawan!


0 Responses to “Akhirnya, BBM naik juga..”



  1. Leave a Comment

Leave a comment